Gokasi Babel.com, Bangka Tengah
Innalillahi wa innailaihi rojiun. Kabar duka menyelimuti keluarga besar Karate Gokasi Kepulauan Bangka Belitung pada Selasa, 15 Juli 2025. Salah seorang tokoh penting dalam perjalanan Gokasi Babel, Senpai Agustang, S.Pd, berpulang ke Rahmatullah pada pagi hari akibat kecelakaan mandiri, terjatuh di kamar mandi rumahnya.
Menurut informasi dari pihak keluarga, almarhum sempat berencana untuk dibawa ke Dokter Puji untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, takdir berkata lain. Dalam perjalanan menuju fasilitas kesehatan, Senpai Agustang menghembuskan napas terakhirnya. Kepergian beliau menjadi kabar yang mengejutkan sekaligus meninggalkan duka mendalam, terutama bagi keluarga, rekan-rekan sesama pelatih, murid-murid karate, serta seluruh warga dojo di Bangka Belitung yang pernah merasakan didikan tangan dinginnya.
Kabar duka ini pertama kali disampaikan melalui pesan WhatsApp di Grup Spardik Gokasi Babel oleh Senpai Rangga Pranata, salah satu Pelatih Senior sekaligus anggota Pendiri Gokasi yang juga sahabat dekat almarhum. Pesan singkat tersebut sontak menimbulkan rasa kehilangan mendalam di kalangan rekan-rekan sesama karateka.
Sosok Guru dan Pelatih Penuh Dedikasi
Senpai Agustang, S.Pd, bukan hanya dikenal sebagai pelatih karate. Lebih dari itu, beliau adalah seorang guru di wilayah Bangka Tengah yang tanpa lelah mengabdikan diri untuk mendidik generasi muda. Di luar jam mengajarnya di sekolah, beliau aktif melatih Karate Gokasi di Bangka Tengah. Lewat tangan dinginnya, tak sedikit atlet karate lahir dan menorehkan prestasi di tingkat daerah maupun nasional.
Dalam catatan sejarah Gokasi Babel, Senpai Agustang memiliki peran yang cukup signifikan. Beliau tercatat sebagai salah satu Anggota Pelapor Pendiri Karate Gokasi Babel pada tahun 2000 silam. Bersama beberapa tokoh senior lainnya, beliau berjuang mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai karate tradisional Gokasi di Pulau Bangka. Semangat untuk membentuk generasi muda yang disiplin, berkarakter, dan berprestasi menjadi komitmen hidup yang selalu beliau jalankan hingga akhir hayatnya.
Suasana Duka di Kampung Dul
Sejak kabar duka beredar, rumah duka di Kampung Dul, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, tak henti-hentinya didatangi pelayat. Sahabat, rekan sejawat, para karateka, warga sekitar, serta tokoh masyarakat datang silih berganti untuk menyampaikan ucapan belasungkawa dan doa bagi almarhum.
Terlihat pula para murid karate dari berbagai dojo di Bangka Tengah yang datang dengan mengenakan seragam karate, sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada pelatih mereka. Rasa kehilangan terpancar jelas dari raut wajah mereka. Bagi banyak murid, Senpai Agustang bukan sekadar pelatih, melainkan sosok ayah kedua yang senantiasa mendampingi mereka berlatih, memberikan motivasi, bahkan memfasilitasi mereka untuk bisa mengikuti berbagai kejuaraan.
Kehadiran Pembina Gokasi Babel dan Rombongan
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, jam 10.45 WIB, Pembina Gokasi Babel, Shihan Arman, S.Pd, beserta rombongan melayat ke rumah duka. Turut mendampingi beliau, Sensei Deky Marcose, Senpai Arpan, Senpai Suparjo Ahen, dan beberapa pelatih serta pengurus Gokasi Babel lainnya.
Kehadiran para petinggi Gokasi Babel di rumah duka menjadi penguat bagi keluarga yang ditinggalkan. Di hadapan keluarga, rekan-rekan, dan para murid, Shihan Arman menyampaikan ungkapan belasungkawa yang mendalam. Beliau mengenang Senpai Agustang sebagai sosok yang penuh dedikasi dan tidak pernah lelah berjuang demi kemajuan karate di Bangka Belitung, khususnya di wilayah Bangka Tengah.
“Almarhum Senpai Agustang merupakan salah satu anggota pelapor pendiri Gokasi Babel pada tahun 2000. Beliau bukan hanya pelatih karate, tetapi juga seorang guru yang mengajar di wilayah Bangka Tengah. Dari tangan dingin beliau, lahir banyak atlet berprestasi yang mengharumkan nama daerah. Semoga amal ibadah almarhum diterima, diampuni segala dosanya, dan ditempatkan di tempat yang terang benderang dan layak di sisi Allah SWT,” ungkap Shihan Arman penuh haru.
Ungkapan tersebut sontak membuat suasana rumah duka semakin syahdu. Tangis haru pecah dari para kerabat dekat dan murid-murid yang mengenang jasa almarhum selama ini.
Dikenang Murid Sebagai Sosok Penuh Kasih
Beberapa murid sempat berbagi cerita mengenai sosok Senpai Agustang. Bagi mereka, beliau adalah pelatih yang tidak hanya mengajarkan teknik karate, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan. Salah satu murid, Rizky Saputra, atlet karate junior Bangka Tengah, mengaku sangat kehilangan.
“Saya ikut karate sejak SD karena diajak Senpai Agustang. Beliau sering antar jemput kami kalau mau latihan, apalagi kalau hujan. Beliau juga sering keluar biaya pribadi supaya kami bisa ikut kejuaraan. Saya nggak akan pernah lupa jasanya,” kata Rizky dengan mata berkaca-kaca.
Kisah serupa juga diutarakan oleh orang tua murid yang menilai almarhum sebagai sosok yang sabar dan tulus. Tidak sedikit orang tua yang mempercayakan anak-anak mereka berlatih di bawah asuhan Senpai Agustang karena keyakinan bahwa selain menjadi atlet, anak-anak juga akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter.
Proses Pemakaman
Menurut informasi yang diperoleh dari pihak keluarga, jenazah almarhum masih disemayamkan di rumah duka di Kampung Dul hingga siang hari. Rencananya, jenazah akan disalatkan usai Salat Ashar dan kemudian dimakamkan di pemakaman keluarga setempat di Kampung Dul.
Beberapa murid karate dan para pelatih senior sudah bersiap untuk mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir. Mereka mengenakan sabuk karate sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada almarhum. Para karateka juga terlihat berdiri berjajar di depan rumah duka ketika jenazah diangkat untuk dibawa ke masjid.
Doa dan Harapan
Duka mendalam atas kepergian Senpai Agustang meninggalkan kenangan yang akan selalu abadi. Dalam perjalanan panjang Karate Gokasi Babel, nama Senpai Agustang akan selalu dikenang sebagai salah satu pejuang yang menanamkan pondasi kuat bagi kemajuan karate di daerah ini.
Ribuan doa terlantun dari para pelayat yang hadir. Dalam kesempatan tersebut, Shihan Arman kembali mengingatkan kepada seluruh karateka agar selalu menjadikan pengabdian almarhum sebagai teladan.
“Kita doakan bersama-sama agar almarhum diampuni segala dosa-dosanya, diterima amal baiknya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta kesabaran. Mari kita lanjutkan perjuangan beliau dengan terus membina karate di Bangka Belitung ini agar semakin maju,” pungkasnya.
Kepergian Senpai Agustang, S.Pd, menjadi kehilangan besar bagi dunia olahraga karate di Kepulauan Bangka Belitung, khususnya bagi Gokasi Babel. Namun, nilai-nilai kebaikan, semangat perjuangan, dan dedikasi yang telah beliau wariskan akan selalu menjadi pelecut semangat bagi generasi penerus.
Semoga segala kebaikan, ilmu, dan jasa almarhum menjadi amal jariyah yang tak pernah terputus. Selamat jalan Senpai Agustang, terima kasih atas semua jasa dan pengabdianmu. Doa kami selalu menyertaimu.
Innalillahi wa innailaihi rojiun.