Pangkalpinang | gokasiindonesia.com
Dua Tim Karate Gokasi Babel Harumkan Nama Bangsa, Namun Tanpa Sambutan Pemerintah Setibanya di Tanah Air
Bangka Belitung – Dua tim karate dari perguruan Gokasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) yang telah berlaga dalam dua ajang bergengsi tingkat nasional dan internasional, yakni Open Turnamen Dankodiklatad di Bandung dan Shukaido Open International Championship di Malaysia, akhirnya tiba kembali di tanah air pada Senin sore, 9 November 2024. Kepulangan mereka yang membawa prestasi gemilang seharusnya menjadi momen kebanggaan, tak hanya bagi keluarga besar Gokasi, tetapi juga seluruh masyarakat Babel dan Indonesia secara umum.
Namun, kepulangan tim yang disambut haru itu justru menyisakan kekecewaan mendalam. Tak satu pun perwakilan dari pemerintah daerah maupun KONI hadir di Bandara untuk menyambut para atlet muda yang telah berjuang membawa nama baik daerah mereka. Padahal, dalam dua ajang tersebut, tim Gokasi Babel berhasil menyumbangkan prestasi membanggakan dengan meraih 1 medali perunggu dari kejuaraan di Bandung dan 2 medali perak dari kejuaraan internasional di Malaysia.
Prestasi Mengesankan dari Generasi Muda Babel
Keikutsertaan tim Gokasi Babel dalam dua kejuaraan tersebut bukanlah perjalanan mudah. Mereka harus melewati proses latihan panjang, pengorbanan waktu, tenaga, bahkan materi demi mewakili daerah di pentas nasional dan internasional. Di ajang Open Turnamen Dankodiklatad 2024 yang diselenggarakan di Bandung, salah satu atlet berhasil meraih medali perunggu setelah bersaing dengan ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Sementara itu, dalam ajang Shukaido Open International Championship yang berlangsung di negara jiran Malaysia, dua atlet lainnya mempersembahkan dua medali perak untuk Indonesia. Prestasi ini sangat berarti karena para atlet bertanding melawan peserta dari berbagai negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan tuan rumah Malaysia, yang memiliki tradisi kuat dalam olahraga bela diri.
“Ini pencapaian yang patut dibanggakan. Anak-anak kita sudah menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing di tingkat internasional. Mereka bukan hanya membawa nama Gokasi, tapi juga nama Bangka Belitung dan Indonesia,” ujar Mursalim, manajer tim sekaligus pelatih.
Tanpa Sambutan Pemerintah, Disambut Hangat oleh FORKI dan Kepolisian
Sayangnya, ketika rombongan tim Gokasi tiba di bandara, tidak terlihat satupun perwakilan dari pemerintah daerah, baik dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), maupun instansi terkait lainnya. Situasi ini memicu kekecewaan dari banyak pihak, mengingat peran penting pemerintah dalam mendukung dan mengapresiasi perjuangan atlet-atlet muda.
Namun, suasana hati para atlet dan tim pelatih sedikit terobati ketika mereka dijemput oleh jajaran Protokol Polda Kepulauan Bangka Belitung, Ketua Umum FORKI Kota Pangkalpinang AKBP Siswanto, dan Dewan Penasehat DPD Gokasi Babel AKBP Wahyudi. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa masih ada pihak yang peduli dan menghargai jerih payah para atlet tersebut.
“Terima kasih kami ucapkan kepada Protokol Polda Kepulauan Bangka Belitung, Ketua FORKI Kota Pangkalpinang, dan Penasehat DPD Gokasi Babel yang telah hadir dan melakukan penjemputan atas kepulangan kontingen,” ucap Mursalim saat dikonfirmasi oleh wartawan usai tiba di bandara.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun dari pihak pemerintah dan KONI tidak terlihat kehadirannya, pihaknya tetap menyampaikan apresiasi. “Kami tetap mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan ke depannya perhatian terhadap olahraga, khususnya karate, bisa lebih baik lagi. Semoga atlet-atlet karate Babel semakin berkiprah dan berprestasi, tidak hanya di tingkat nasional tapi juga internasional,” tuturnya.
Pentingnya Dukungan Moral dan Materiil dari Pemerintah
Kisah ini kembali mengangkat isu klasik tentang kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap para atlet daerah, terutama mereka yang tidak berasal dari cabang olahraga populer seperti sepak bola. Padahal, prestasi dari cabang olahraga bela diri seperti karate juga turut mengangkat nama baik bangsa di mata dunia. Tidak sedikit atlet nasional yang lahir dari daerah dan berkembang karena dukungan komunitas, pelatih, serta lembaga non-pemerintah.
Dukungan dari pemerintah, baik berupa anggaran pembinaan, fasilitas latihan yang memadai, maupun bentuk apresiasi langsung saat mereka berhasil meraih prestasi, sangat dibutuhkan demi menjaga semangat para atlet dan pelatih. Ketika hal tersebut minim, bukan tidak mungkin semangat atlet untuk berkompetisi dan berlatih akan menurun.
Banyak pihak berharap bahwa ke depan, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Babel dapat lebih memperhatikan nasib para atlet berprestasi, memberikan penghargaan yang layak, serta menyiapkan program pembinaan berkelanjutan agar potensi-potensi muda dari Babel terus bermunculan.
Gokasi Babel, Tempat Tumbuhnya Bibit Karateka Berprestasi
Gokasi (Gojuryu Karate-do Shodokan Indonesia) Babel dikenal sebagai salah satu perguruan karate yang aktif mencetak atlet-atlet berprestasi. Dalam beberapa tahun terakhir, Gokasi Babel sering kali mengirimkan atlet ke berbagai ajang kejuaraan baik di dalam maupun luar negeri, dan kerap menyumbangkan medali.
Ketekunan para pelatih serta semangat juang para atlet muda menjadi kekuatan utama dari perguruan ini. Bahkan dengan keterbatasan dana dan fasilitas, mereka masih mampu menunjukkan taringnya di antara lawan-lawan yang datang dari tempat dengan fasilitas lebih memadai.
“Saat ini kami lebih banyak bertumpu pada semangat dan kerja sama tim. Kami berusaha mandiri dalam banyak hal. Tentu akan sangat membantu jika ada perhatian lebih dari pemerintah,” kata Mursalim.
Penutup: Jangan Biarkan Atlet Berprestasi Berjuang Sendirian
Perjuangan dan prestasi yang diraih dua tim karate Gokasi Babel patut menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat, terutama generasi muda. Mereka telah menunjukkan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan dedikasi, anak-anak daerah pun mampu mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional.
Namun, perjuangan itu seharusnya tidak dibiarkan berjalan sendiri. Negara dan daerah harus hadir, memberi perhatian, memberi semangat, dan memberi penghargaan yang layak bagi mereka yang sudah berkorban demi kehormatan bangsa.
Sudah saatnya semua pihak—pemerintah, swasta, komunitas—bersatu mendukung pembinaan olahraga di daerah, agar prestasi seperti yang ditorehkan oleh Gokasi Babel tidak menjadi kisah langka, tetapi menjadi budaya dan kebanggaan bersama.(humas)
Editor:Humas
Sumber
Tim Karate Gokasi Babel Tiba di Tanah Air Tanpa Sambutan Dari Pemerintah Daerah